Friday, January 4, 2013

Kompleksitas Dan Kecerdasan (Sebuah Perenungan)


Dalam buku In Search of Excellence (Tom Peters & R.H. Waterman), ada secuil cerita menarik yang mereka dengar dari Gordon Siu. Siu menceritakan tentang eksperimen di mana beberapa ekor lebah dan beberapa ekor lalat ditempatkan di dalam sebuah botol. Botol tersebut lalu diletakkan horisontal (memanjang) dengan bagian pantatnya yang tertutup dihadapkan ke jendela yang terkena sinar matahari, sementara bagian leher botol yang terbuka membelakangi jendela.
Lebah-lebah, yang terkenal sebagai salah satu serangga tercerdas, mati-matian berusaha keluar dari botol dengan terbang menuju ke arah cahaya (jendela). Karena cerdas, mereka berusaha mencari jalur terdekat untuk pulang ke rumah. Karena itu, mereka bertekad terbang menuju ke arah jendela apa pun resikonya. Namun karena arah tersebut tertutup bagian belakang botol, usaha mereka berakhir tragis. Para lebah akan mencoba terus sampai mati kecapaian.
Sementara lalat, yang terkenal sebagai serangga bodoh dengan otak secuil, terbang kesana kemari tanpa tujuan yang jelas. Walau demikian, perlahan-lahan tapi pasti, satu per satu dari mereka berhasil menemukan jalan keluar melalui leher botol.
Apa artinya hasil eksperimen tersebut buat kita?
Kecerdasan dan ketekunan belaka ternyata bukanlah modal utama buat sukses, terutama bila kondisi berubah drastis. Tujuan kita boleh tetap, tetapi kita terkadang harus mengambil jalan memutar bila ingin sampai di tujuan. Lebah yang cerdas memang akan mencapai tujuan lebih cepat dibanding lalat bila tidak ada halangan, tetapi bila ada halangan menanti atau lingkungan berubah (terperangkap di dalam botol yang diletakkan membelakangi jendela), sikap keras kepala mereka akan berbuah bencana. Justru upaya coba-coba yang dilakukan lalat adalah strategi yang lebih tepat.
Kecerdasan dan keahlian sering juga membutakan kita dengan membuat kita melihat masalah melalui kaca mata kuda. Bila kita memegang palu, semua kelihatan seperti paku. Kita hanya bisa melihat satu arah saja tanpa mempertimbangkan kemungkinan lain, sementara untuk menghadapi perubahan, fleksibilitas lebih dibutuhkan.
Hal yang sama juga berlaku untuk penentuan strategi perusahaan dan rencana masa depan pribadi. Dalam konteks dunia yang berubah cepat ini, apakah strategi yang Anda jalankan mengikuti cara lebah yang keras kepala, atau lalat yang mencoba berbagai alternatif lain ketika menemui kegagalan?

Wednesday, January 2, 2013

The 2013 Verdict

Tahun baru......it's become an annualy habit said some people.....some people said "Hari gini masih ngerayain tahun baru!!!".......Dan kita masing-masing punya beragam cara, aktivitas utk menutup akhir tahun. Bagi saya ndak masalah kalau kita merayakan tahun baru, kedatangan suatu awal baru, hanya saja yang terpenting adalah kita sungguh mendapatkan manfaat positif dari aktivitas dalam menyambut tahun baru tersebut.
Nah, melalui perenungan akhir tahun 2012 lalu saya bertanya- tanya sendiri kenapa sich kita harus ada perayaan tahun baru?
Esensi yang saya dapatkan dari hasil perenungan tentang hal ini adalah kita butuh suatu awal yang mengesankan, kita butuh semangat yang diperlukan untuk mengisi periode satu tahun akan datang, kita terbiasa dengan kebiasaan mengawali dan mengakhiri dengan sesuatu yang mengesankan, dan di atas segalanya seperti yang Abraham Maslow katakan kebutuhan tertinggi manusia bukanlah materi belaka tapi apresiasi terhadap diri kita (Self Esteem), maksudnya untuk menghargai diri kita sendiri, menghadiahi diri sendiri untuk menjadi semangat mengisi tahun yang baru.
Jadi di sini yang terpenting apa sich makna perayaan itu sendiri bagi kita? Kalau aktivitas perayaan tahun baru semata-mata untuk menghabiskan waktu akhir tahun bersama keluarga, teman, ataupun rekan kerja dan kita sendiri hanya mendapatkan diri kitadi tanggal 1 Januari tahun baru hanya rasa kantuk berat, cape, dan lebih-lebih ada semacam perasaan kekosongan atau datar untuk menjalani tahun baru, menurut saya kita perlu instropeksi bagaimana cara kita menghabiskan waktu akhir tahun.
Betul, saya setuju bahwa periode satu tahun telah lalu dengan segala kepenatan, stress kerjaan, atau seribu alasan lainnya. Namun walaupun Abraham Maslow bilang kebutuhan tertinggi kita adalah self esteem, tentunya kita harus menempatkan arti penghargaan diri dalam arti positif. Maksudnya disini adalah ......"Kesinambungan pengembangan diri kita dalam mencapai potensi optimum kita dalam segala aspek kehidupan"..... itulah esensi dari perayaan tahun baru menurut saya yang dalam segala bentuknyaa jangan sampai hilang ketika kita menyambut tahun baru......So itulah yang saya dapatkan kemarin....Selamat mengisi dan menjalani tahun 2013 dengan segala keindahannya!!!