Hari Minggu pagi, bagi sebagian dari kita, saat dimana kita pergi ke Gereja. Minggu ini ada suatu hal yang saya dapatkan. PASSION! Sewaktu kam sekeluarga berjalan menuju pelataran parkir sehabis ibadah, saya melihat sepasang muda-mudi dengan kisaran umur 18-20 tahun berjalan kaki dengan penuh semangat menuju tempat ibadah, entah kenapa saat melihat hal tersebut ada sesuatu yang menggelitik saya...Kemudian sesaat setelah sampai dikediaman kami, saya kembali tergelitik dengan apa yang saya lihat tadi dan saya teringat saat-saat pertama kali saya mulai pergi ke tempat ibadah kurang lebih 15 tahun lalu, di waktu-waktu itu saya mengalami apa yang diistilahkan oleh sepasang muda-mudi adalah cinta pertama untuk pergi ke tempat ibadah, saat itu hujan sederas apa pun, saat itu tubuh secapai apa pun, singkatnya dalam keadaan apa pun saya sangat menanti-nantikan untuk pergi ke tempat ibdadah tersebut untuk melakukan ibadah bersama yang lainnya dan setiap kali pula saat ibadah saya mendapatkan sesuatu yang baru dan luar biasa. Saya teringat bagaimana dalam keadaan kuyup sekali pun atau tanpa kursi sekali pun sepanjang ibadah, saya tetap bisa sangat menikmati waktu-waktu itu. Saat mengenang masa-masa itu muncullah satu kata dalam benak saya, yaitu PASSION
PASSION secara literal bisa diartikan adalah gairah, berapi-api, namun seringkali istilah tersebut berkesan ke arah yang lain, maka saya memilih analogi lain yang menurut Ekuslie Goestandi di mingguan KONTAN (25 September 2006) sebutkan adalah PENGALAMAN DI SAAT-SAAT CINTA PERTAMA MULAI BERSEMI....
Tentu kita semua pernah atau minimal tahu apa itu cinta pertama...entah cinta itu adalah dalam arti EROS, PHILEO, atau pun AGAPE....pastilah kita semua tahu saat hal terebut muncul hati dan pikiran kita senantiasa dipenuhi oleh cinta tersebut. Kita pasti tahu bagaimana pengalaman cinta pertama kita kepada kekasih kita, apa pun kita lakukan yang terbaik buat si dia, bukan? Selalu berusaha memberi lebih dari pada yang diharapkan oleh pasangan kita. Semuanya itu dilakukan dengan sukarela, sukacita, tulus dan tanpa mengharapkan balasan apa pun, yang penting si dia senang. Mulai dari anter bolak-balik kampus, menunggu dia keluar kuliah walaupun kita terguyur hujan sekali pun atau traktir si dia sekalipun bikin dompet langsung tandas, apa lagi jika si dia sedih pasti lah kita langsung kelabakan dan berusaha sekuat mungkin untuk menghilangkan kesedihannya.Kita lakukan semua itu tanpa mengharapkan imbalan dalam segala bentuknya seperti kompensasi, balas jasa ataupun bayaran, bukan?
Nah, sepenggal analogi di atas menggambarkan apa yang diistilahkan adanya PASSION di hati kita. Singkatnya ada GIVING MY BEST SPIRIT di hati kita. Inilah yang saya pikir dapat membuat hidup kita untukNYa, untuk pasangan kita, untuk keluarga kita, untuk pekerjaan kita dan untuk dunia tempat dimana kita hidup bisa membawa dampak yang sangat positif dan menyenangkan. Dalam konteks kehidupan ibadah dan berkeluarga saya kira PASSION bukanlah hal yang asing lagi, namun bagaimana dalam konteks dunia kerja?
PASSION di dunia kerja??? Bagaimana mungkin? bukankah jika kita melakukan hal itu bisa-bisa kita dimanfaatkan yang lain???
Saya termenung cukup lama ketika hal ini muncul. Lalu saya teringat dengan satu slogan yang sdh menjadi sangat biasa, yaitu bekerja itu ibadah, jujur saya diingatkan slogan ini oleh salah satu rekan kerja saya secara tidak sengaja. Ya, betul bekerja dengan sebaik mungkin juga adalah PASSION dari ibadah kita padaNya dan juga bekerja juga adalah bagian dari PASSION kita untuk pasangan kita dan keluarga kita. Siapa sih yang nnga senang kalau kita bekerja dengan sepenuh hati, bukan?
Nah bagi perusahaan di tempat kita bekerja, PASSION ini juga diperlukan dan bisa berdampak luar biasa. Perusahaan atau unit kerja kita jika berhasil menciptakan unsur PASSION sebagai bagian dari lingkungan kerjanya dapat membantu untuk mendongkrak PERSONAL PERFORMANCE setiap SDM mencapai OPTIMAL POTENTIAL ABILITY nya.
Menurut Brian Tracy terkait potensi setiap manusia adalah :3
“The potential of the average person is like a huge ocean unsailed, a new continent unexplored, a world of possibilities waiting to be released and channeled toward some great good.”
Seperti kita ketahui secara umum pastilah sering dirasakan adanya Gap antara PERFORMANCE dan POTENTIAL. Nah, salah satu yang bisa mengexplore potensi di samudera yang belum terarungi ini dan merekatkan antara PERFORMANCE dan POTENTIAL adalah PASSION. Artikel yang ditulis oleh Ekuslie Goestandi di mingguan KONTAN (25 September 2006) membahas hal tersebut
No comments:
Post a Comment